CATATAN PEJUANG KULIAH
Cerpen Rasa Curhat
Tak jarang ketika aku pinta ini Allah justru memberi sesuatu yang
lain, disinilah Aku dituntut untuk ikhlas di tuntut untuk menerima dituntut untuk
berusaha di tuntut berdo’a lebih giat lagi selalu ku yakinkan hati bahwa apa
yang allah beri adalah yang paling baik dari apa yang aku ingini, selalu ku
bisikan pada diri bahwa apapun yang Allah takdirkan adalah sesuatu yang pantas
untuk singgah pada kehidupan yang kujalani, aku tau tak semua jalan
mengantarkanku pada tujuan yang ku mau seperti halnya tentang lika liku
perjuanganku duduk di bangku kuliah saat ini, banyak orang beropini kuliah
layaknya nonton drama FTV tapi kenyataann kisah ini tak sebatas itu ada
perjuangan dan do’a yang harus dipertahankan apalagi aku si mujahidah toga ini,
yang sedang berjihad menyelesaikan skripsi dan berharap segera memakai topi
toga karena akan diwisuda, menurutku sejatinya jihad tidak selamanya di medan
perang, jihad di zaman ini adalah jihad
dalam menuntut ilmu dan jihad bagaimana ku mengamalkannya kelak.
Semester akhir bukan bertanda berakhirnya perjuangan justru harus
bangkitnya perjuanagan yang baru , rasanya baru kemarin aku masuk dengan muka
lugu sebagai mahasiswa baru dikampusku ini tapi nyatanya waktu begitu cepat
bergulir tanpa disadari aku sudah pada tahap ini, ia tahap mahasiswa yang bolak
balik mencari buku diperpustakaan guna referensi skripsi yang sedang aku susun,
tahap dimana berjam jam menunggu dosen untuk bimbingan, tahap dimana tiada
canda tawa lagi dikelas bersama kawan kawan sebelum mulainya mata kuliah yang
selalu kurindu, kini aku dan mereka berjuang masing-masing berjuang untuk
mendapat tiga huruf dibelakang nama yaitu S.pd.
Aku Aulia mahasiswi Uin Raden Intan Lampung jurusan pendidikan
bahasa arab yang tengah berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah ku
yaitu skripsi, aku masih ingat betul pagi itu ketika hendak mengajukan judul
skripsi di kantor jurusan bersama ria kawanku yang hendak mengajukan judul
juga, ketika itu ada syarat dan ketentuan bagi mahasiswa yang ingin mengjukan
judul syaratnya adalah membuat proposal dengan nilai plagiat dibawah 30% jika
ditemukan adanya plagiasi diatas ketentuan tadi maka proposal pengajuan judul
tersebut tidak akan diterima, dengan perasaan yang was-was aku kirimkan
proposal pengajuan judul milikku via email kepada dosen yang bertugas
mengurusnya, notivikasi bahwa email sudah terkirimpu mulai terlihat di laptopku
tiba tiba datanglah ria dan dia duduk disampingku
“neng aku punya aplikasi
untuk cek plagiat karya ilmiyah lo” ada beberapa teman temanku yang memanggilku
dengan sebutan neng entah dari mana padahal aku bukanlah orang sunda tapi
hampir semua temanku menyebut namaku dengan sebutan itu, seketika aku langsung
melirik laptop yang dia bawa “ tadi aku sudah cek plagiatnya dan Alhamdulillah
dibawah 30 % “ dia berkata dengan wajah
yang girang .
Seketika aku penasaran dan langsung ingin mencoba ku colokan
flasdisk yang berisi file proposal yang telah aku buat dan aku kirimkan pada
dosenku seketika muncul kalkulasi plagiat yang ada pada proposalku ternyata totalnya
adalah 39% aku sontak kaget dan mencobanya berulang-ulang entah aku tidak tau
dari mana aplikasi itu menilai padahal aku mengerjakan proposal ku itu murni
hasil pikir dan jerih payahku tetapi mengapa persentasenya melebihi 30% kucoba
berulang ulang namun hasilnya tetap sama. Tiba tiba suara ria mengalihkan
fokusku yang dari tadi memcoba mengulang ulang berharap perhitungan itu salah
“ aku dapat balasan email neng kata pa nur proposal judul yang aku buat ditrima “
aku senang mendengar kata itu tapi ada sedikit rasa putus asa
didalam diri ini karena aku sudah tau bahwa proposal pengajuan judulku akan
ditolak,perasaanku agak tidak tenang akhirnya aku menelfon ibuku dan menceritakan
padanya sekaligus meminta do’a agar semuanya dipermudah dia menyarankan agar
terus bersholawat dan beristighfar selama menunggu hasil keputasan tersebut.
akupun mengikuti saran ibuku selama menunggu jawaban email dari dosenku aku
tiada hentinya melantunkan istigfhfar dan sholawat sampai akhirnya ponselku pun
berbunyi menandakan ada Email yang masuk kulihat benar saja aku mendapatkan
kabar dari pa nur dosen yang mengurusi pengajuan judul kami, aku sempat gugup
membacanya karena aku tau proposalku sudah diluar ketentuan yang berlaku, tapi
alangkah terkejutnya ketika aku membaca tulisan proposal judul anda diterima dengan kalkulasi
plagiasi 29% silahkan mengambil nota dinas dikantor jurusan aku terkejut senang, tak hentinya mulut ini
mengucap tahmid, hal ini mengajariku bahawa apapun Allah akan beri selama ku
masih bersama-Nya, padahal alat aplikasi yang digunakan dosenku dengan aplikasi
yang digunakan aku ketika mencoba tadi sama tapi luar biasanya pada saat itu
menampilkan angka persentase yang berbeda, tidak ada yang tidak mungkin selama ku
masih punya Do’a karena dengannya sesuatu yang tidak mungkin seketika akan
menjadi nyata, suatu yang belum nampakpun akan menjadi nampak. karena sebatas
berjuang saja tidak cukup harus ada keyakinan dan do’a yang senantiasa
mengeringinya.
Hari berikutnya aku kembali ke kajur untuk meminta
nota dinas didalam hati aku sempat berkata semoga pembimbingku nanti adalah dosen yang
baik, membimbing dengan ramah mudah ditemui dan sabar membimbingku hingga
wisuda nanti, setelah itu datang dosen
yang membawa nota dinas dan dia menyuruhku untuk menulis namaku di daftar
mahasiswa yang dibimbing oleh pak hidayat dan pak nashrul seketika aku menahan
nafas dalam dalam dan menghembuskannya dengan cepat, karena ku tau bahwa pak
hidayat dan pak nashrul adalah dosen senior yang paling sulit untuk ditemui dan
aku sempat mendengar bahwa ketika bimbingan dengan mereka amatlah sulit ,
beberapa dari temanku menyuruhku supaya ganti dosen pembimbing awalnya akupun
berniat seperti itu, namun setelah berfikir agak panjang aku alihkan niatku
dengan mengucap lafal bismilah berharap
semua yang aku lakukan dipermudah aku tetap menulis namaku di daftar mahasiswa yang di bimbing oleh pak
hidayat dan pak nashrul karena aku berfikir ketika aku sudah diberi suatu
ketetapan berarti aku mampu untuk menjalani ketetapan tersebut .
hari demi hari begitu terasa panjang tidak terasa sudah hampir
empat tahun berlalu tetapi aku belum mendapat tanda tangan persetujuan untuk
sidang munaqosyah dari pembimbingku , satu persatu dari kawan kawanku menyelesaikan
skripsi mereka dan sudah resmi mendapatkan gelar S.pd, tadinya aku sempat
berfikir bahwa gelar adalah bonus yang paling penting adalah bagaimana ku
mengimplikasikan ilmu yang ku dapatkan, tetapi seketika aku teringat kedua
orang tuaku yang tengah membiayai aku dan juga adik-adikku, jika aku tidak
cepat menyelesaikan studi ku aku akan terus jadi beban untuk mereka
hingga akhirnya hampir setitiap hari
aku datanng ke kampus untuk menemui dosen pembimbingku tapi tak selalu kutemui,
ku ambil ponselku kucoba hubungi dosen pembimbingku alhasil beberapa
panggilanku tidak dijawab. aku ketikan pesan singkat sekedar menanyakan dimna
keberadaan bapak dosenpun tidak ada balasan hingga akhirnya aku pulang tanpa hasil
, hingga akhirnya di keesokan harinya aku bertekad untuk berangkat kekampus
pagi-pagi sekali kutunggu dosen pembimbingku di kantor dekanat dimana disanalah
tempat para dosen mengisi daftar kehadiran, kulihat kantor dekanat yang masih
sepi baru terlihat saptam yang sedang membuka pintu kantor tersebut, ketika
pintu sudah terbuka aku langsung mengambil posisi duduk di tempat duduk yang
telah disiapkan ku perhatikan satu persatu orang yang masuk dari pintu kantor
berharap ada dosen pembimbingku melewati pintu itu untuk mengisi absensi
kehadiran dosen.
semakin ramai orang yang
berada disana namun aku belum juga melihat sosok yang kutunggu, aku masih
menunggu hingga jam menunjukan pukul 09:00
sudah hampir dua jam setengah aku duduk disana sampai sampai kantor dekanat
yang mulanya hanya ada aku kini penuh dengan lalu lalang mahasiswa dan jajaran
staff serta para dosen, hingga pada saat itu perutku berbunyi tanda lapar, aku
lupa aku belum sempat sarapan tadi pagi aku takut jika ku tahan lebih lama lagi
rasa laparku akan berubah menjadi rasa sakit karena magh ku kambuh, akhirnya
aku sempatkan keluar sebentar sekedar untuk membeli roti dan air mineral
dikantin, seusainya membeli roti dan air mineral dari kejauhan aku melihat
dosen pembimbingku keluar dari kantor dekanat dan sepertinya dia melangkah
menuju ke mobil, aku berlari begitu kencang berharap bisa berhadapan dengan
beliau, tak peduli dengan lirikan mata orang-orang yang melirikku keheranan ,
aku bersyukur masih bisa menemui bapak itu sebelum dia pergi hingga akhirnya
beliau melihat skripsi ku dan membawanya “temui saya besok lusa untuk
mengambil skripsi ini di kantor jurusan “ dia berkata lalu melanjutkan
langkahnya menuju mobil, bagiku bertemu dengan beliau hari inipun sudah begitu
melegakan hati entah bagaimanapun hasilnya nanti tapi aku berharap sekali
skripsiku ini akan mendapatkan tada tangan dan tulisan acc dibagian covernya.
Hari itupun datang hari dimana aku akan menemui doson pembimbingku
lagi berharap skripsi yang aku garap selama ini diterima, kulangkahkan kakiku
menuju kantor jurusan kulihat lapangan parkir yang ada di depan kantor jurusan,
ku perhatikan satu persatu kendaraan yang ada disana tapi tak kudapati mobil
berwarna merah yang tidak lain dan tidak
bukan adalah mobil pembimbingku, aku tetap lanjutkan langkahku sampai akhinya
tiba di depan ruangan beliau kulihat dari jendela ruangan tersebut masih kosong
tetapi aku lihat sesuatu yang aku sangat kenal diatas mejanya yaitu skripsiku
yang sudah ditandatangani dan tulisan Acc di bagian covernya , seketika aku
terharu bergegas aku mengambilnya dan kuucapkan terimakasih atas bimbimgannya
untuk selama ini kepada dosen pembimbingku melalaui pesan di whatsapp setelah
itu ku urus persyaratan untuk munaqosyahku dan tak lama kemudian namaku sudah
di pampang di etalase untuk mengikuti siding minggu depan.
semuanya berjalan lancar hingga tiba waktunya wisuda itu datang, Kupanjatkan
syukurku pada rabbku karena dia tau semua tentang diriku melebihi diriku
sendiri, apapun yang dia tetapkan untukku pastilah paling baik,aku hanya perlu
menjalani meski tak semua jalan menuju pada temapat yang aku mau tapi pastilah
semua kejadian memiliki pelajaran, mungkin pelajaran itu nampak tidak hari ini , akan tetapi esok atau lusa
aku pasti akan tau mengapa Allah hadirkan itu dalam kisahku.
Comments
Post a Comment