B A N G K I T

 Tenggelam dalam luka, adalah bagian dari pada cuplikan kehidupan, kehidupan kita ibarat cuaca, mungkin hari ini dia cerah, mungkin keesokan harinya dia mendung dan bisa kapan saja hujan bahkan sewaktu waktu akan ada badai yang menghempaskan, menyeka air mata dari sudut mata memang mudah namun bukan hanya air mata yang perlu di seka tapi sedih, gundah, kecewa yang ada dalam hati kita pun perlu diseka, jangan sampai kamu berlarut larut menyimpannya, hatimu juga butuh haknya yaitu merasa tenang dan bahagia, hatimu layaknya rumah tempat kembali semua rasa jadi tergantung dirimu sendiri yang menentukan hendak di isi dengan apa rumah kecilmu itu, manusiawi sekali jika kamu merasa sedih, down, inscure tapi jangan berlarut lama kamu harus segera bangkit, buktikan pada orang yang telah membuatmu jatuh bahwa kamu adalah sosok yang tegar meski sudah di hempas berulang kali, tak usah umbar masalahmu di sosial media karena mayoritas pembaca tak peduli hal-hal tentangmu adapun yang bertanya mengapa, mungkin hanya sekedar ingin tau saja, secuplik kisahku, aku pernah kecewa, runtuh, jatuh ketepian paling dalam, sesak serasa menimbun dada sulit rasanya untuk bangkit, sudah ku coba berdiri tegak, beberapa saat kemudian aku kembali tersungkur, begitu seterusnya, dan aku terlalu sibuk menyalahkan orang yang pernah membuatku jatuh, namun lama kelamaan rasa lelah membuatku tersadar ada yang salah dari diriku bagaimanapun perlakuan seseorang terhadap kita, sikap kita yang akan menentukan apa yang akan diri kita terima, karena kita tidak bisa membuat orang lain selalu berperilaku baik kepada kita namun kita bisa mencoba mengendalikan diri kita untuk menerima itu semua dengan lapang dada.

Bangkit atau istilah Zaman sekarang ya adalah move on, banyak muda mudi yang mengartikan move on adalah bebas dari perasaan yang pernah ada dahulu kala padahal tidak sempit itu ternyata maknanya, move on adalah kondisi dimana kita berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya, move on adalah dimana kita berusaha meninggalkan masa lalu yang kelam dan memperbaiki masa depan supaya lebih berkilau. 


untukmu yang sulit bangkit karena cinta yang  haus dan tak sampai, kamu tidak bisa egois tentang ini jangan terlalu banyak menyalahkan orang yang kau anggap membuatmu jatuh dan patah, mungkin bagimu ini adalah sebuah ketidak Adilan padahal kamu sudah banyak berkorban, dan berjuang. kamu gak sendiri ko, ada yang sudah pacaran belasan tahun lamanya tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang dijodohkan, ada yang sudah menentukan  kapan hari H pelaksanaan pernikahan, justru muncul keraguan dan tiba-tiba membatalkan, ada yang sudah akrab antar keluarga tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang berkhianat, ada yang tiba-tiba salah satu diantara mereka sikapnya berubah menjadi dingin, padahal salah satu diantara mereka sudah mencoba mencairkan suasana, tapi tetap begitu adanya, itu mungkin bukan maumu tapi coba perhatikanlah ada peran takdir di dalamnya, kau tidak bisa mengemas kehidupan seperti apa yang kau ingin dan kau sukai karena sejatinya kehidupanmu bukan milikmu, ada perencana indah yaitu rabbmu yang sedang mengatur kehidupanmu, sekarang cobalah tenang, dan setiap hal-hal yang tidak kamu sukai datang tarik nafas dan hembuskan perlahan sambil meyakinkan diri bahwa ini semua adalah yang terbaik. Percayalah Allah lebih mengetahui apa yang kamu butuh dari pada yang sekedar kamu ingin, takdir adalah sebaik-baiknya rencananya, mungkin hikmahnya belum ada sekarang supaya keyakinan itu selalu di iringi oleh kesabaran, namun kelak kamu akan tersenyum akan ini semua.

Aku akan berbagi kisah tentang khonsa' seorang wanita di zaman rosul, pembuat syair-syair dan karyanya masih ada sampai sekarang di beri nama Diwanul Khonsa' (Kumpulan Sya'ir Khonsa') kisah ini dikutip dari artikel muslim. or.id  


Nama beliau adalah Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin asy-Syarid. Beliau adalah seorang penyair yang tersohor. Syair terlantun dari lisan beliau di saat kematian saudaranya Shakr di masa Jahiliyah, maka beliau meratap dengan ratapan yang menyedihkan. Syair tersebut akhirnya menjadi syair yang paling terkenal dalam hal syair duka cita. Di antara syair yang bagus yang beliau ciptakan adalah:
Menangislah dengan kedua matamu atau sebelah mata
Apakah aku akan kesepian karena tiada lagi penghuni di dalam rumah
Dan di antara syair beliau yang indah adalah:
Kedua mataku menangis dan tiada akan membeku
Bagaimana mata tidak menangis untuk Sakhr yang mulia
Bagaimana mata tidak menangis untuk sang pemberani
Bagaimana mata tidak menangis untuk seorang pemuda yang luhur
Beliau mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama kaumnya dari Bani Salim kemudian mengumumkan keislamannya dan menganut akidah tauhid. Amat baik keislaman beliau sehingga menjadi lambang yang cemerlang dalam keberanian, kebesaran jiwa, dan kemuliaan bagi sosok wanita muslimah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah meminta kepadanya untuk bersyair, maka ketika beliau bersyair, Rasulullah menyahut:
Wahai Khansa’ dan hari-hariku di tangan-Nya.”
Ketika Adi bin Hatim datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya di tengah-tengah kami ada orang yang paling ahli dalam syair, ada juga orang yang paling dermawan, dan orang yang paling ahli dalam menunggang kuda.” Kemudian Nabi bertanya, “Siapakah mereka?” Adi bin Hatim menjawab, “Adapun orang yang paling ahli bersyair adalah al-Qais bin Hajar, sedangkan yang paling dermawan adalah Hatim bin Sa’ad (yakni bapaknya Adi), dan yang paling ahli dalam berkuda adalah Amru bin Ma’ad Yakrab.” Rasulullah membantah, “Tidak benar apa yang kamu katakan wahai Adi. Adapun orang yang paling ahli dalam syair adalah al-Khansa binti Amru, sedangkan orang yang paling dermawan adalah Muhammad (yakni pribadi beliau) dan orang yang paling ahli dalam berkuda adalah Ali bin Abi Thalib.””
Di samping kelebihan tersebut –hingga karena keistimewaanya dikatakan, “Telah dikumpulkan para pakar syair dan ternyata tidak didapatkan seorang wanita yang lebih ahli tentang syair daripada beliau”-, beliau juga memiliki kedudukan dan prestasi jihad yang mengagumkan dalam berpartisipasi bagi Islam dan membela kebenaran. Beliau turut menyertai peperangan-peperangan bersama kaum muslimin dan menyertai pasukan mereka yang memperoleh kemenangan.
Ketika Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah di masa Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Khansa’ berangkat bersama keempat putranya untuk menyertai pasukan tersebut.
Di medan peperangan saat malam hari, ketika para pasukan sedang siap berperang satu sama lain, Khansa’ mengumpulkan keempat putranya untuk memberikan pengarahan kepada mereka dan mengobarkan semangat kepada mereka untuk berperang dan tidak lari dari peperangan serta mengharapkan syahid di jalan Allah. Maka dengarkanlah wasiat al-Khansa’ yang agung tersebut:
Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian telah masuk Islam dengan ketaatan dan kalian telah berhijrah dengan suka rela. Demi Allah, yang tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya kalian adalah putra-putra dari seorang wanita yang tidak pernah berkhianat kepada ayah kalian. Kalian juga tidak pernah memerlukan paman kalian, tidak pernah merusak kehormatan kalian dan tidak pula berubah nasab kalian. Kalian mengetahui apa yang telah Allah janjikan bagi kaum muslimin berupa pahala yang agung bagi yang memerangi orang-orang kafir.

Sebelum masuk Islam Khansa adalah sosok wanita yang mudah rapuh, semua kerapuhannya dia abadikan lewat syair-syair pilu apalagi semenjak kepergian 2 orang adik laki-lakinya semuanya terasa kelabu baginya, namun berbeda keadaan di saat dia sudah masuk islam setelah dia memahami manisnya kehidupan dengan ke imanan, dia lahir kembali menjadi wanita baru yang tegar yang penuh rasa ridho dan rela pada setiap tuntutan takdir rabbnya hingga suatu ketika ke empat syahid dalam pepetangan, tapi yang dia pancarkan adalah sebuah keridhoan .

Bagimu yang masih mencoba untuk bangkit kita bisa coba memetik hikmah dari kisah seorang sayyidah Khansa, yang bisa bangkit pulih dari kerapuhannya saat memahami Islam dan menggali hakikat iman lebih dalam .


Comments